Senin, 15 April 2013

Puttileihalat, Pemimpin yang Tidak Pernah Paham Arti Kepemimpinan


Bukan rahasia umum kalau Bupati Seram Bagian Barat (SBB), Jacobis Puttileihalat cukup lihai memainkan trik2 politik untuk mengankan semua kepentingannya. Pengalaman membuktikan Poltisi Kawakan sekelas ABDULLAH TUASIKAL pun dibuat GIGIT JARI oleh Puttileihalat pada konflik Tapal Batas SBB-Malteng. 
Setelah Tuasikal berhasil dikalahkan, kini rupanya sasaran Puttileihalat berikutnya adalah Bupati tetangganya ABDULLAH VANATH (Bupati SBT). Vanath HAMPIR PASTI DIKALAHKAN 2:0 jika Puttileihalat berhasil meraih kursi Orang Nomor 1 di DPD Demokrat Maluku, karena sebelumnya Puttileihalat sudah lebih dulu kanvaskan Vanath saat perebutan Rekomendasi Partai Demokrat untuk melangkah maju di Pilgub Maluku. 
LANTAS MUNCUL PERTANYAAN SEDERHANA...APA SIH KELEBIHAN SEORANG JACOBIS PUTTILEIHALAT...??? Bukankah Puttileihalat selama ini dikenal sebagai PEMIMPIN YANG LEBIH BANYAK MENGGERAKAN RODA PEMERINTAHAN SBB DARI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA..? Bukankah Puttileihalat adalah Seorang Pemimpin yang tidak mampu menjadi Pemimpin bagi keluarganya, karena istri dan anak-anaknya juga ditelantarkan? Bukankah Puttileihalat adalah seorang Pemimpin yang lebih memikirkan tambang nikel ketimbang memikirkan rakyatnya sendiri di Kabupaten SBB..? Bukankah Puttileihalat dan bukankah bukankah yang lainnya?.
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Bagaimana seorang Puttileihalat bisa menjadi seorang Pemimpin Maluku 2013-2018 jika arti seorang pemimpin sebagai penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya jauh dari yang diharapkan. 
Masih teringat benar diingatan masyarakat Maluku saat Ibu Ratna, Istri Puttileihalat harus menghantam seorang perempuan yang diduga menjadi simpanan Puttileihalat beberapa waktu lalu di Bandara Pattimura Ambon. Kejadian ini menggambarkan dengan jelas bahwa sejatinya Sebagai seorang pemimpin, Puttileihalat justru tidak mengerti dan memahami arti dan makna seorang pemimpin yang kini diembannya. (diposting dari facebook)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar