Kamis, 11 Juli 2013

Zeth Sahuburua, Politisi Tua "Berdarah Dingin"
Ada Upaya Matikan Kader Golkar Asal Maluku Tenggara Raya
Setelah Latumahina, Kini Giliran Rahakbauw-Laipenny Jadi Korban Sahuburua
-  Instruksi Aburizal Bakrie Juga Ditantang Sahuburua


AMBON - Bukan Zeth Sahuburua namanya kalo tak ada yang menjadi korban ditangannya (Sahuburua) ketika ingin meraih apa yang menjadi target Sahuburua. Politisi senior sekelas Freddy Latumahina saja dihancurkan 3 kali secara telak oleh Sahuburua, dan kini dua politisi Golkar asal Maluku Tenggara Raya yakni Richard Rahakbauw dan Arnolis Laipeny giliran menjadi sasaran mematikan dari manuver politik Sahuburua, yang mendepak keduanya (Rahakbauw-Laipenny) dari Daftar Caleg Sementara (DCS) Partai Golkar Maluku.
Sahuburua sebagai Ketua DPD Partai Golkar Maluku menjadi actor utama tidak terakomodirnya Rahakbauw-Laipenny dalam DCS sesuai dengan Keputusan DPP Partai Golkar yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakri dan Sekjennya Idrus Marhan.
Menurut penjelasan sejumlah pihak, tidak masuknya Rahakbauw-Laipenny  dalam DCS dilatarbelakangi dendam Sahuburua pasca proses rekomendasi Calon Gubernur. Namun ada yang menyebutkan, justru tercium pula ada upaya pembunuhan karir politik sejumlah kader asalah Maluku Tenggara Raya dimana Rahakbauw-Laipenny adalah Anggota DPRD Maluku dari Dapil Maluku Tenggara dan Maluku Tenggara Barat/Maluku Barat Daya.
Sekilas tentang sepak terjang Sahuburua di kancah perpolitikan Maluku, Sahuburua adalah politisi senior Partai Golkar yang sudah dua kali menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Maluku. Karirnya di DPRD Maluku juga menghantarnya sebagai Ketua DPRD Maluku. Namun, pada proses pemilihan Gubernur periode 2003 silam, Sahuburua harus kandas setelah dikalahkan oleh Karel Albert Ralahalu kala itu. Menuju pemelihan Gubernur 2003 itulah, nama Freddy Latumahina menjadi korban kelicikan Sahuburua untuk mendapat rekomendasi Partai Golkar.
Tidak sampai disitu, pada pemilihan Gubernur 2013 ini, Sahuburua kembali mengkanvaskan Latumahina dengan mengantongi rekomendasi partai Golkar untuk berpasangan dengan Said ASsagaff. Sahuburua yang sebelumnya tidak mendaftarkan diri sebagai bakal calon gubernur maupun calon wakil gubernur ternyata malah mendapat restu dari DPP untuk berpasangan dengan Said Assagaff.
Itulah Sahuburua, segala keinginannya pasti akan dilakukan walaupun dengan membunuh karir dan langkah sesama temannya di Partai Golkar. Khusus untuk Rahakbauw dan Laipeny yang tidak diakomodir di DCS, Sahuburua bersandiwara dan terkesan berbohong bahwa dicoretnya Rahakbauw-Laipenny dari DCS adalah ulah dari DPP. Padahal Aburizal Bakrie (ARB) selaku Ketua Umum sudah instruksikan untuk masukan nama Rahakbauw-Laipenny. Rahakbauw sendiri diplot untuk masuk daftar caleg dari Dapil VI (kota ambon), sementara Laipenny tetap di dapil asalnya MTB dan MBD.

UPAYA MEMBUNUH KARIR KADER ASAL MALUKU TENGGARA RAYA
Banyak yang bertanya entah dendam apa hingga Sahuburua dengan sadisnya mencoret Rahakbauw-Laipenny dari DCS. Bahkan instruksi ARB pun tidak diindahkan Sahuburua. Dalam sebuah diskusi lepas dengan beberapa kader Golkar Maluku diketahui, Sahuburua sengaja mencoret Rahakbauw-Laipenny dari DCS sebagai bentuk diskriminasi terhadap kader-kader asal Maluku Tenggara Raya. Sahuburua sepertinya tidak ingin kader golkar asal Maluku Tenggara Raya mendapat peran di Partai Golkar, apalagi Rahakbauw-Laipenny adalah dua dari sejumlah kader terbaik Partai Golkar Maluku asal Maluku Tenggara Raya yang telah menunjukan kapasitas dan loyalitas mereka sebagai wakil rakyat.
Richard Rahakbauw (Kemeja Biru) sementara melampiaskan kekesalannya
Dalam pertemuan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Maluku Zeth Sahuburua dan Ketua Fraksi Partai Golkar Richard Rahakbauw di lobi Hotel Swissbell, Senin (20/5/2013) siang, Rahakbauw menuding Sahuburua adalah “Seorang Pembohong” karena sengaja mencuci tangan dengan menyebutkan DPP yang menjadi biang kerok dicoretnya Rahakbauw-Laipenny dari DCS.
Sekarang semakin jelas, Sahuburua adalah seorang politisi berdarah dingin yang tidak segan-segan membunuh siapa saja yang mencoba menghalangi niatnya (Sahuburua). Tentu saja sikap Sahuburua ini akan menjadi boomerang bagi dirinya dan Assagaff dalam Pemilukada Maluku yang akan dihelat pada 11 Juni mendatang. Apalagi kelakuan buruk Sahuburua ini tidak bedanya dengan perilaku Assagaff yang juga sering menghalalkan apa saja untuk memuluskan keinginan Assagaff.
Andaikan Assagaff-Sahuburua terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku 2013-2018, Maluku akan dipimpin oleh dua pemimpin berdarah dingin yang akan memimpin dengan sikap otoriter mereka. Untuk itu diharapkan agar masyarakat Maluku jangan memilih pasangan Assagaff-Sahuburua (SETIA) pada 11 Juni 2013 mendatang. (berbagai sumber)